Pada hakekatnya, manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sosialisasi. Apakah sosialisasi itu? Ada beberapa pengertian sosialisasi menurut beberapa ahli. Simak terus artikel ini tentang Pengertian dan Tujuan Sosialisasi.
Pengertian Sosialisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sosialisasi berarti suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.
Sementara itu, Peter L. Berger mendefinisikan sosialisasi adalah suatu proses seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
David A Goslin mengemukakan, sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya.
Melalui proses sosialisasi, individu diharapkan dapat berperan sesuai dengan nilai yang berlaku dalam masyarakat dimana ia berada. Setelah berinteraksi dengan individu lain yang berada di sekitarnya, atau setelah mengalami proses sosialisasi, barulah individu tadi dapat berkembang menjadi makhluk sosial.
Tujuan Sosialisasi
Adapun tujuan sosialisasi adalah sebagai berikut:
- Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang.
- Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien.
- Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari.
- Membiasakan individu dengan nilai-nilai yang ada pada masyarakat.
Menurut tahapannya, sosialisasi dibedakan menjadi dua tahap, yaitu:
Sosialisasi primer, merupakan sosialisasi yang pertama dijalani oleh individu semasa kecil, dimana ia menjadi anggota masyarakat; dalam tahap ini proses sosialisasi primer membentuk kepribadian anak dan keluargalah yang berperan sebagai agen sosialisasi.
Sosialisasi sekunder, didefinisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya; dalam tahap ini proses sosialisasi mengarah pada terwujudnya sikap profesionalisme; dan dalam hal ini yang menjadi agen sosialisasi adalah lembaga pendidikan, peer group, lembaga pekerjaan dan lingkungan yang lebih luas dari keluarga.
Sosialisasi bisa berlangsung secara tatap muka, tapi bisa juga dilakukan dalam jarak tertentu melalui sarana media, atau surat menyurat, bisa berlangsung secara formal maupun informal, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Sosialisasi dapat dilakukan demi kepentingan orang yang disosialisasikan ataupun orang yang melakukan sosialisasi, sehingga kedua kepentingan tersebut bisa sepadan ataupun bertentangan.
Dalam masyarakat yang homogen, proses sosialisasi bisa berjalan dengan serasi menurut pola yang sama, karena nilai-nilai yang ditransmisikan dalam proses sosialisasi sama. Namun, dalam masyarakat yang heterogen di mana terdapat banyak kelompok dengan nilai-nilai yang tidak sepadan dalam mempengaruhi individu, maka proses sosialisasi tidak berlangsung seperti dalam masyarakat yang homogen.
Sama seperti dalam kelompok primer, agen sosialisasi hanya terbatas pada anggota keluarga, sedang pada sosialisasi sekunder terdapat banyak agen sosialisasi diluar keluarga yang menanamkan nilai-nilai yang berbeda dengan nilai yang ada dalam keluarga, bahkan kadang-kadang bertetangan.
Seseorang dapat mengalami proses yang disebut desosialisasi, yaitu proses “pencabutan” diri yang dimiliki seseorang, yang kemudian disusul dengan resosialisasi, dimana seseorang diberikan suatu diri yang baru yang tidak saja berbeda tetapi juga tidak sepadan.
Bentuk sosialisasi sekunder lainnya adalah anticipatory socialization, merupakan persiapan seseorang untuk peranan yang baru. Sosialisasi antisipatoris ini mendahului perubahan status dari suatu kelompok ke kelompok lain, atau dari suatu jenjang pendidikan/pekerjaan ke jenjang yang lebih tinggi. Sosialisasi antisipatoris ini juga dialami ketika seseorang yang baru lulus sarjana akan memasuki dunia kerja dan sebagainya.
Itulah definisi dan tujuan sosialisasi juga faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi kita sebagai manusia.
Pengertian dan Tujuan Sosialisasi