Antara anugerah Allah yang 3 paling bernilai untuk manusia ialah umur, waktu, dan peluang hidup. Dengan ke-3 hal tersebut manusia dapat berkreasi, memahat prestasi, melaksanakan ibadah, dan raih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Memanfaatkan Usia Dalam Waktu
Bila orang Barat berbicara jika waktu ialah uang (time is money), lalu bangsa Arab mengibaratkan waktu seperti pedang yang bila tidak ditebas dia akan menebas, Islam mengajari waktu ialah kehidupan. Sia-siakan waktu memiliki arti sia-siakan kehidupan.
Sumpah Allah dengan keseluruhnya waktu jadi panduan atas hal tersebut. Dalam Al-Quran Allah bersumpah sama waktu fajar, Subuh, dhuha, siang, asar, dan malam. Dari sisi untuk memperlihatkan pertanda kekuasaan-Nya, sumpah Allah sama waktu sebagai kode supaya manusia menggunakan saat yang dipunyai dengan maksimal.
Allah berfirman,
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, nasihat-menasihati dengan kebenaran, serta nasihat-menasihati dalam kesabaran ” (QS. Al-Ashr [103]: 1-3).
Saat Rasulullah SAW ditanya,
“Siapa manusia terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang usianya dan baik amalnya.” Beliau kembali ditanya, “Lalu siapa manusia terburuk?” Jawab Rasul, “Orang yang panjang usianya tetapi jelek amalnya.” (HR at-Tirmidzi).
Karenanya, angkatan saleh sebelumnya demikian menghargakan waktu. Umur singkat yang Allah karuniakan dari mereka betul-betul digunakan untuk amal-amal positif, sampai melahirkan banyak kreasi yang bersejarah.
Misalkan, teman dekat yang namanya Sa’ad ibn Mu’adz. la masuk Islam pada umur 30 tahun dan wafat pada umur 37 tahun. “Singgasana Tuhan bergetar karena kematian Sa’ad ibn Mu’adz,” demikian komentar Rasulullah atas kematian Sa’ad. Walau cuman 7 tahun bersama Islam, dia sudah memberinya kontributor besar dalam jihad dan ceramah Islam.
Contoh yang lain, Imam Nawawi yang berumur tidak lebih dari 40 tahun, tapi sukses menulis sekitaran 500 buku. Satu diantaranya kitab Riyadhus Shalihin yang sudah ditranslate ke beragam bahasa di dunia. Melalui beberapa karya dan jasa yang dicatatkan itu, hidup mereka menghampar sampai akhir jaman, jauh melebihi umur biologisnya.
Mereka itulah teladan umat yang mampu meresapi keluhuran ajaran Nabi SAW dalam sabdanya,
“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa dipergunakan, hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan, serta ilmunya dalam hal apa ia amalkan.” (Hadis Shahih Riwayat At Tirmidzi dan Ad Darimi).
Memanfaatkan Usia Dalam Waktu