Mengajar untuk Penguasaan (Teaching for Mastery Learning). Pembelajaran artinya bahwa guru hanya melanjutkan ke mata pelajaran berikutnya setelah semua orang menguasai unit bahan ajar saat ini. Dengan kata lain, tidak ada yang “cukup baik” – hanya “sempurna!”
Mengajar untuk Penguasaan
Secara tradisional sekolah menetapkan jumlah waktu yang tetap untuk mempelajari unit dan memungkinkan hasil yang fleksibel.
- Sebagai contoh, Aljabar dasar 1 tahun mengembalikan siswa dengan nilai dari A hingga F.
Mengajar untuk Penguasaan membalikkan keadaan ini. Semua siswa mendapatkan nilai A meskipun membutuhkan lebih dari satu tahun.
- Sebagai contoh, seorang guru matematika memastikan bahwa semua orang tahu cara menghitung penjumlahan (7+3) sebelum melanjutkan ke unit yang lebih sulit, seperti perkalian (3×7) atau pembagian (7:3).
Ini mencegah kesenjangan pengetahuan yang berkembang dan meningkatkan persatuan di antara teman sekelas tanpa ada yang tertinggal.
Mengajar untuk penguasaan menuntut kesempurnaan.
Jika Anda bertanya, “Pada suhu berapa air mulai mendidih?” Jangan terima jika jawaban siswa “Seratus”.
Gali lebih dalam sampai siswa menjawabnya, “Titik didih air tergantung pada tekanan atmosfer, yang berubah sesuai ketinggian.
Pada permukaan laut suhunya 100 ° C tetapi mendidih pada suhu yang lebih rendah di tempat yang lebih tinggi ”.
Mengajar untuk penguasaan membutuhkan tujuan pembelajaran yang jelas, pelacakan rinci kemajuan siswa dan beragam peluang untuk mengejar mereka yang tertinggal.
Beberapa sekolah bahkan mengatur ulang kelas berdasarkan tingkat pemahaman siswa dan bukan usia.
Mengajar untuk Penguasaan